II.D.1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.

Misalnya:

  • duta besar
  • model linear
  • kambing hitam
  • persegi panjang
  • orang tua
  • rumah sakit jiwa
  • simpang empat
  • meja tulis
  • mata acara
  • cendera mata

II.D.2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.

Misalnya:

  • anak-istri pejabat (anak dan istri dari pejabat)
  • anak istri-pejabat (anak dari istri pejabat)
  • ibu-bapak kami (ibu dan bapak kami)
  • ibu bapak-kami (ibu dari bapak kami)
  • buku-sejarah baru (buku sejarah yang baru)
  • buku sejarah-baru (buku tentang sejarah baru)

II.D.3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.

Misalnya:

  • bertepuk tangan
  • menganak sungai
  • garis bawahi
  • sebar luaskan

II.D.4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.

Misalnya:

  • dilipatgandakan
  • menggarisbawahi
  • menyebarluaskan
  • penghancurleburan
  • pertanggungjawaban

II.D.5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.

Misalnya:

  • acapkali
  • adakalanya
  • apalagi
  • bagaimana
  • barangkali
  • beasiswa
  • belasungkawa
  • bilamana
  • bumiputra
  • darmabakti
  • dukacita
  • hulubalang
  • kacamata
  • kasatmata
  • kilometer
  • manasuka
  • matahari
  • olahraga
  • padahal
  • peribahasa
  • perilaku
  • puspawarna
  • radioaktif
  • saptamarga
  • saputangan
  • saripati
  • sediakala
  • segitiga
  • sukacita
  • sukarela
  • syahbandar
  • wiraswata